Hotsshort

Label

Sabtu, 30 Juli 2011

Sandiwara (Eps.3)

situasi genting yang terus memuncak... membuat dua insan mulai meluluh-lantahkan semua kekesalan dalam hubungan mereka semuanya..  satu persatu kata yang keluar membuat sakit dan melukai hati yang ada... dan si Y pun memulai pembicaraan..


Y : "bolehkah kita memulai lagi???"

X ; " Apa yang ingin kau mulai ? "

Y : " seperti kejadian kemaren yang belum selesai.
emang apa lagi yang harus diselesaikan??"

X : "Kamu pikir semua ini mudah untuk begitu saja di selesaikan ?
Lihat dirimu !
Inikah caramu menyelesaikan persengketaan diantara kita ?
Ha ?"

Y : "persengketaan seperti apa yang engkau maksud??
sungguh aku tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
semua kejadian yang telah terjadi itu,
seakan-akan engkau membuatnya menjadi masalah.."

X : "Sebenarnya memang aku tak peduli apakah kau menganggap ini sebagai sebuah persengketaan atau tidak .
Namun yang pasti,luka demi luka yang kau beri membuat raga ini tak cukup sanggup untuk berdiri !
Akan kah kau sebut seperti apa,
Kau tidak pernah tau lukaku berbicara lebih dari kata yang dapat ku ungkap !"


Y : "tak peduli??
luka???
persengketaan??
KetidakSanggupan??
kurasa itu hanyalah perasaanmu yang luntur,
dan kata-kata itu seakan menyakitkan namun membutuhkan,
apakah pernyataanmu itu benar-benar keluar dari hatimu??
aku tak percaya itu, meski matahari terbit dari barat.."

X :"Aku memang membutuhkanmu!
Namun aku terluka !
Ketika aku mencoba datang,
Ku dapati kau tak setia ,
Kandas semua apa yg impikan ,
Pergilah bersama dy ,
Dy yang telah alihkan dunia kita ,
Aku tetap mencoba setia !
Jika kau datang dengan hati yang tulus,yang tidak palsu !"

Y : "kemanakah kau pergi??
sebuah pertanyaan yang terlintas dalam benakku sekarang,
aku mulai resah saat tali ini mulai pudar,
aku mulai kecewa saat matamu tak lagi memperhatikanku."

X : "Kemanapun aku pergi,
Usah kau cari aku lagi,
Aku ingin segarkan hati,
Yang telah lama didiami jerami,
Jerami yang kering yang lama matii .
Aku hanya ingin sembuhkan luka ku .
Yang mungkin akan kau sebut dengan penghukuman diri sendiri ."

Y : "namun jerami kering yang mati ini,
akn menjadi pupuk di dalam hatimu.
aku hanya ingin diam dalam hidupmu
kenapa kau mencegahnya??"

X : "Aku tidak pernah sekalipun menolak mu .
Selalu Άϑά ruang untuk kau singgahi .
Aku hanya ingin kau datang .
Seperti pertama kali kau sapa aku .
Dalam warna pelangi ,
Hiasi hari-hari .
Tak mungkin aku menghampiri,
Aku hanya bisa menanti :▶"

Y : "baiklah...
sekarang, aku ingin berlari di sebuah tempat,
sebuah tempat "tanda tanya",
namun ku dapat hanya sebuah tanya,
yang menanyakan akan keberadaanku.
agar aku tahu harus berbuat bagaimana terhadapmu"

X : "Sampai kapan kau berlari ?
Hingga aku mati?
Sehingga kau kembali,
Hanya temukan raga ini,
Tanpa Άϑά lagi hati !
Percayalah ... Tempat "tanda tanya" itu sesungguhnya tidak Άϑά !
Jangan habiskan waktumu,
Aku menunggu ."

Y : "tempat tanda tanya itu adalah hatiku ini,
bukan bermaksud untuk menunggumuu mati,
namun aku hanya ingin bergulat dengan penalaranku,
agar aku bisa tenang bersamamu.."

diam pun mulai menengah pertengakaran kata mereka. tak ada lagi suara, selain suara udara yang berhembus,, dan sekitar beberapa menit kemudian.........

X : "Biarlah pertikaian ini berakhir,
Tak Άϑά guna daya telah tertatih,
Serpihan luka mari balut bersama,
Pahat hari-hari dengan senyum hati kita ."

Y : "seindah impian yang dulu mungkin pudar?
sesuci janji yang tertanam mungkin luntur??
sekali lagi, maafkan aku dan sikapku..
bila kusering goyah dalam pendirianku terhadapmu."

X : "Jangan ucapkan janji apapun lagi .
Jalani saja apa yang telah Άϑά .
Άϑά didalam kembali nya raga dan juga mimpi kita bersama .
Hadirkan pesonamu .
Sesungguhnya aku merindu ."

Y : "aku sudah tak berani untuk berucap janji,
aku pun juga tak berani untuk berujar manis,
karena kukatak sekali lagi, aku bukanlah sempurna,
yang sanggup mengeluarkan kata indah untuk dilakukan"

X : "Sekiranya apa yang katakan menjadi langkah tapak pembaharuan"

Y : "dan setapak pembaharuan yang selalu menjadi tulisan kehidupan kita"

X : "Tulisan dengan tinta yang abadi
Tak dapat terhapuskan oleh ruang dan waktu"

Y : "kukatakan sekali lagi ,
"abadi" adalah kata yang terlalu indah terdengar oleh telingaku
ebih baik kita nikmati waktu setiap detiknya,
seperti menghela udara yang segarr,"

dan jemari tangan mulai mengikat dan duduk bersama sambil melihat tenggelamnya mentari, seperti tenggelamnya semua pertengkaran kata mereka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar